Seminar Budaya – Solor dalam Lintasan Peradaban Dunia

Kepulauan Solor, yang terdiri dari pulau Solor, Adonara, dan Lembata, menyimpan jejak panjang interaksi global sejak abad ke-16. Letaknya yang strategis di jalur maritim antara Malaka, Banda, dan Nusantara bagian timur menjadikan kawasan ini sebagai salah satu simpul penting dalam sejarah perdagangan rempah, penyebaran agama, dan politik kolonial.

Sebagai wilayah yang pernah menjadi pangkalan Portugis dan tempat awal perjumpaan antara Islam, Katolik, dan kekuatan adat lokal, Solor memainkan peran penting dalam membentuk corak peradaban di Nusa Tenggara Timur. Kini, warisan sejarah dan budaya tersebut menghadirkan peluang strategis untuk rekonstruksi identitas lokal dan pengembangan kawasan berbasis nilai sejarah dan kearifan lokal.

Dalam kerangka itu, seminar ini diselenggarakan untuk menggali, mengkritisi, dan merumuskan kembali posisi Solor dalam peta peradaban dunia, sekaligus menyoroti potensi revitalisasi sejarah untuk pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam bidang pendidikan, budaya, dan pariwisata.

Tujuan Kegiatan

1. Menelusuri jejak sejarah Solor dalam konteks globalisasi awal di wilayah timur Indonesia.
2. Mengkaji peran Solor sebagai simpul budaya, agama, dan kekuasaan kolonial.
3. Mendiskusikan dinamika lokal: Islamisasi, kristenisasi, struktur adat, dan kerajaan kecil.
4. Menawarkan perspektif baru tentang warisan Solor dalam strategi pengembangan kawasan, termasuk sektor pariwisata budaya.
5. Membangun jaringan akademik dan kelembagaan untuk kajian sejarah dan budaya maritim timur Indonesia.
6. Ruang Lingkup dan Topik Diskusi
   • Solor dalam Lintasan Sejarah: Gerbang Awal Interaksi Global di Nusa Tenggara Timur
   • Revitalisasi situs-situs kolonial dan religi dalam mendukung pengembangan pariwisata di kawasan Solor
   • Islamisasi dan Katolikisasi di kepulauan Solor
   • Solor dalam peta jalur rempah dan diplomasi dagang kolonial